• Monday 2 September 2013

    Liburan ke pagaralam

    Kelamaan libur emang gak bagus juga buat badan dan pikiran, hhe. Pastinya jadi bingung mau mengisi hari dengan kegiatan baru yang unik dan beda dari hari-hari sebelumnya. Gw pun jadi uring-uringan di kamar, berbaring renyah di kasur empuk sambil berduaan dengan laptop andalan (:

    Dan akhirnya, ada sms dari temen gw , ryan. Idenya kreatif nih, ngajakin gw liburan ke pagaralam. Selama gw tinggal di provinsi sumatera selatan, belum pernah gw kunjungi daerah ini. Jadi penasaran juga hanya mendengar cerita orang betapa indah dan mengagumkannya pemandangan disana.

    So, 28/8/2013 kemaren siap berangkat ke pagaralam. Janjian tunggu di bundaran tanjung enim dengan mobil temen gw tadi, sudah ada teddy, arini, adek ryan dan 1 adek kelas nya. Kemudian menuju atas dapur menjemput 2 sepupunya. Jadilah kami berangkat orang 9 beserta sopir, om nya ryan. 

    Perjalanan selama 3 jam, kami mulai berangkat jam 8 sampai di gunung dempo pagaralam sudah jam 11. Walaupun cuaca cerah dan matahari tampak bebas menyinari bumi, tapi udara di kebun teh ini sungguh sejuk. Panas tapi adem, ehehe. Lokasi pas nyampe sudah ada di ujung tangga yang entah udah keberapa.


    gunung dempo
    tengah hari di gunung dempo
    tiga sekawan
    Pengen melihat kebun teh lebih dekat, kami beranjak ke tempat yang lebih tinggi dan berfoto ria lagi (: 


    di kebun teh (:

    Karena hari udah siang dan perut juga makin keroncongan, kami beranjak mencari makan. Lumayan makan nasi padang ala masakan khas pagaralam. Sesudah perut terisi, siap berangkat ke tujuan selanjutnya. Air terjun curup embun (:

    Tempatnya gak jauh daari kebun teh tadi, jalanan nya pun sudah rapi cuma sepi. Mungkin karena bukan akhir pekan, huhu. Biaya masuk ke air terjun juga cukup murah, hanya Rp 2ribu saja. Kemudian menuruni anak tangga tak beraturan yang sedikit agak curam, berjalan sekitar 300m kita bisa melihat langsung air terjun dari dekat. Aliran air yang terjun dari atas memang tidak besar dan deras, hanya berupa embun rintikan air. Wajar saja nama nya curup embun (:


    curup embun
    Rasanya gak puas kalo gak ngerasain langsung gimana rasa dinginnya air terjun ini, so, let's take some water, huh :D


    ngerasain dinginnya air di curup embun
    keep smile (:

    Sudah puas menikmati suasana di curup embun, selanjutnya ke pasar pagaralam untuk melihat senjata tradisonal khas daerah yaitu berupa pisau dan parang (:


    kuduk beteluk

    Yup, perjalanan ini menghibur gw dikala gw gak ada kesibukan yang buat gw sibuk.

    Next time, kita liburan lagi :)

    Sunday 1 September 2013

    Botol bekas untuk hidroponik

    Selama hampir 2 bulan ini sembari nunggu aktivitas kerja, mencoba mengisi waktu luang di rumah dengan berbagai aktivitas. Salah satu aktivitas yang mau di share kali ini mengenai pemanfaatan botol bekas sebagai wadah penanaman hidroponik sederhana dengan prinsip kapilaritas. So, bagaimana cara kerjanya? Let's check it out! (:

    Prinsip hidroponik ini sederhana yaitu memanfaatkan daya kapilaritas (naiknya zat cair melalui pipa kapiler/rongga).

    Bahan :
    - botol bekas
    - kain bekas

    Peralatan :
    - Pisau (alat potong)
    - Soder listrik (alat pembuat lubang)

    Cara kerja :
    - Potong botol bekas di tengah badan botol menjadi 2 bagian dengan menggunakan pisau
    - Bagian bawah sebagai penampung air nutrisi dan bagian atas sebagai wadah tumbuh tanaman
    - Bagian atas ini yang perlu kita buat lubang secukupnya dengan soder listrik, untuk aliran udara dan keluarnya akar tanaman.
    - Potong kain bekas memanjang seperti tali, dan masukkan kedalam bagian atas botol. Biarkan panjang kain terurai sampai bawah berfungsi seperti sumbu, untuk penyerapan air nutrisi dari bagian bawah botol bekas yang sudah dipotong tadi.
    - Beri tanah/pecahan genteng/serbuk kayu sebagai media tanam akar dan tegaknya batang tanaman.
    - Tanamkan bibit kedalam media yang sudah disiapkan.

    Begini kira-kira penampakannya :

    botol bekas yang sudah dipotong
    Kali ini gw coba menanam cabe rawit, bibitnya sendiri gw dapetin dari belakang rumah. Hasil lempar sisa cabe ke pekarangan terus tumbuh dengan sendirinya, ajaib :D itulah Indonesia, lu lempar tongkat dan batu jadi tanaman, begitu katanya, hhehe

    Gw buat 2 media botol hidroponik dan gw letakin di samping rumah. Posisi dari tanaman ini diusahakan terkena sinar matahari tapi tidak secara langsung.

    Ini hidroponik yang gw buat : foto diambil tanggal 17/7/2013

    hidroponik kapilaritas H+2
    Dengan metode ini, kita gak perlu capek dan sussah mau nyiramin tanaman tiap hari. Karena sudah ada air nutrisi yang berada di bagian bawah botol bekas yang akan menjadi makanan dan minuman langsung buat tanaman. Nutrisi disini gw cuma pake pupuk kompos, lebih bagus lagi kalo pake pupuk NPK atau pupuk kimia sejenisnya buat pertumbuhan yang lebih bagus lagi. 

    Ini pertumbuhan tanaman hidroponik nya : foto diambil tanggal 14/8/2013

    hidroponik udah hampir 1 bulan

    Jadi tiap hari gw ada kegiatan, se nggak nya gw di rumah liatin pertumbuhan tanaman gw, bagaimana kelanjutan perkembangannya (: Melihat tanaman yang ijo-ijo buat seger mata :)

    Dan ini foto terbaru hidroponik yang gw buat : 1/9/2013

    hidroponik hari ini

    Semoga pengalaman gw mengusir rasa jenuh ini bisa dicoba dan bermanfaat (:
    Try this at home :D

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...