September ceria, cemas, dramatis, sedih, sudah terlewati sampai saat ini dengan baik. Semua permasalahan diselesaikan dengan berani dan baik.
Penyelesaian laporan kerja praktek, tugas khusus yang bingung karena gak ada data buat di olah.
Penyelesaian laporan tugas akhir, seminar usul yang sedikit terhambat, judul yang kontroversi, sampai dosen juga ikut hadir didalamnya.
Penyelesaian masalah percintaan, dari sedih khawatir karena mau pergi, sampai gak ada kabar, dramatis.
Dibaca sepertinya hanya sedikit permasalahan, namun di kepala rasanya mau pecah. Menumpuk satu per satu "bugg bugg bugg" kek ditimpa dengan tumpukan karung semen 50 kg. Berat banget rasanya. Semuanya hanya ada di alam pikiran, kalut.
Gak muluk galau akademik dan galau cinta juga kok., ada kebahagiaan kecil yang menjadikan hidup luar biasa indahnya. Bersyukur dengan kebahagiaan yang selalu datang menghampiri, bersabar dengan semua cobaan yang dihadapi.
Dalam alqur'an juga disebutkan, dan selalu yakin kalo itu pasti benar : "dibalik kesulitan ada kemudahan" dan "Allah tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan kepada makhluk ciptaan Nya".
-------------------------------------------------
Bulan oktober ini rencana aktivitas makin banyak lagi, agenda penting gak penting penuh memenuhi setiap tanggal di bulan ini.
So, what can I do? | nothing!
Gak lagi berusaha pahlawan dengan coba selesai in masalah dalam satu waktu., tapi selesesai in masalah satu per satu. Lebih banyak yang didapet dan sedikit pengorbanan yang dibuang percuma.
Semangat!!!
Say no to : galau akademik dan galau cinta :D:D:D:D:D:D:D
Allah bersama mahasiswa tingkat akhir :)
Salah satu pintu keluar yang terhormat dari kampus : wisuda!
Aamiin
Sunday, 30 September 2012
Wednesday, 12 September 2012
Bukit Lahu
Bukit Lahu sebuah nama bukit yang berada di Desa Tegal Rejo RT 10, letaknya cukup dekat dengan rumah warga sekitar. Dengan waktu lebih kurang 15-20 menit, kita bisa mencapai puncak bukit ini. Dari atas puncak bukit dapat melihat pemandangan yang indah. Di balik bukit terhampar tambang batubara yang luas membentuk rangkaian gambar yang menakjubkan. Rumah penduduk dan kehidupannya dapat terlihat ketika kita memandang ke depan. Langit yang cerah membuat kita ceria.
Tanah berwarna merah dan putih kadang juga digunakan sebagai abu gosok. Di atas bukit ini seringkali menjadi tempat bermain anak-anak berpetualang, kemah, bahkan saat tahun baru ramai sekali orang berada di sana.
Bukit lahu sekarang sudah banyak berubah. Sebagian tanah nya sudah dijual dan menjadi milik perorangan. Jalan menuju puncak bukitnya pun penuh semak belukar, sepertinya sudah jarang dikunjungi orang.
Dulu, sewaktu gw masih kecil., sering juga maen kesini. Ramai-ramai maen bersama temen, kemah, makan bersama, jalan-jalan, seru dah pokoknya kegiatan masa kecil.
ya, sedikit cerita mengenai tempat-tempat yang eksis di daerah gw :)
#
Ini nulis paka kata "gw" karena nulisnya di lampung., ahahaha. Kalo orang Tanjung Enim denger kata "gw" pasti aneh :)
Tuesday, 11 September 2012
jembatan gumbreng
Suatu tempat bersejarah seringkali menjadi petunjuk alamat untuk memudahkan menemukan tempat yang akan dituju.
Di daerah dekat rumah gw., tepatnya di Tegal Rejo RT 10, Jalan Jaiman, Tanjung Enim,Sumatera Selatan.,terdapat sebuah jembatan bersejarah, yang menjadi cerita banyak orang akan kisah-kisahnya. Jembatan itu bernama "Jembatan Gumbreng". Ada juga sebagian orang yang menyebutnya "dombreng", "gambreng"., dll. Sedikit terdengar aneh, tapi memang seperti itulah nama dari jembatan itu.
Asal cerita nama jembatan gumbreng itu pun terbilang cukup unik. Dahulunya, jembatan ini berupa jembatan rangka besi baja yang melintasi sungai dan alas pijakan kaki di atasnya berupa gabungan dari seng bekas drum minyak yang dihamparkan. Diseberang jembatan ini ada sebuah lapangan sepak bola yang cukup terkenal juga pada saat itu, lebih kurang 20 tahun yang lalu lapangan ini merupakan salah satu lapangan yang terbaik yang berada di daerah Tanjung Enim. Ukuran lapangan yang besar, sekaligus rumput lapangan yang bagus., sering diadakannya pertandingan sepak bola. Pertandingan mulai dari tingkat klub, RT, bahkan daerah sekitar pun ikut andil meramaikan desa Tegal Rejo saat itu.
Hebohnya pertandingan sepak bola ini mengundang banyak minat bagi para penduduk sekitar untuk menyaksikan pertandingan. Dengan melintasi jembatan gumbreng yang merupakan satu-satunya akses menuju ke lapangan, masyarakat berbondong-bondong datang.
Di saat melintasi jembatan gumbreng inilah, bunyi dari seng bekas drum itu berbunyi keras. Bahkan ada juga yang sengaja dengan menginjak jembatan dengan keras sambil melompat. Bunyi "breng,breng,breng" terdengar cukup merdu di telinga masyarakat yang melintasi jembatan ini. Dari bunyi itulah jembatan di Desa Tegal Rejo RT 10 ini bernama "jembatan gumbreng".
Kini, jembatan gumbreng telah berubah menjadi jembatan gantung. Sudah cukup lama juga diperbaharui nya., mungkin ada sekitar 10 tahun usia nya sekarang. Jembatan ini merupakan fasilitas transportasi yang berharga bagi warga RT 10. Lapangan sepak bola itu pun kini telah tiada, berganti dengan kaplingan rumah-rumah warga yang telah membeli tanah dari lapangan tersebut.
Namun, jembatan gumbreng tetap menjadi sejarah yang terkenal hingga sekarang. Ketika orang bertanya alamat rumah, dengan simpel menjawab "Rumahnya di RT 10 deket jembatan gumbreng :)".
Subscribe to:
Posts (Atom)