• Monday, 29 June 2015

    Keterasingan masa muda setelah ...

    Di saat dirimu masih muda saat ini, usiamu masih sekitar dua puluh an tahun., belum adanya seperempat abad mengisi waktu di bumi.

    Gairah dan semangat muda mu begitu menggelora seakaan hidup tak akan ada habisnya dan masa itu akan berlangsung selamanya.

    Ketika rutinitas hidupmu menyibukkan diri dengan segala kegiatan dan pekerjaan, mulai dari berangkat pagi hingga jam pulang normal., terkadang dirimupun menyempatkan diri untuk melepas lelah sekedar berkumpul bersama atau makan dan bersuka ria hingga saat malamnya tiba.

    Langkah kakimu tertahan dijalanan ibu kota yang kian hari kian ramai, macet, penuh sesak dengan lalu lalang riuhnya kendaraan dan orang sepanjang perjalanan. Lama nian sempat kau untuk pulang.

    Semua rasa lelah, letih, lesu, lunglai, dan layu tubuhmu menghinggap hingga ke dalam tulang sumsum rangka tengkorakmu. Tak tertahankan, betapa aktivitas rutin yang dirimu lakukan begitu dan begitu adanya membuat rasa kantuk tiba.

    Malam makin larut, tubuh lemahmu yang indah dan buat ku takjub., terdengar suara lirihmu sayu mencoba untuk memanggil dan menyapaku diriku. Apakah aku baik-baik saja di kejauhan tempat dengan dirimu yg berada disini, di kota ini.

    Barang lima, sepuluh, mungkin lima belas menit percakapan malam yang terkesan ala kadarnya itu. Komunikasi penghubung rindu beralun dengan teduhnya malam bergaung dengan angin yang berderu. Dirimu berusaha menggapai diriku meskipun tak 1 mili dalam ukuran jarak raga ini bisa bersatu.

    Malam hanya sebagai selimut tidurmu, dan ketika pagi menjelang, mata indah mu terbuka menatap dunia. Bersiap melanjutkan kerja.

    ................

    Akhir pekanmu kini siap menyambut kerlingan semangat untuk istirahat dari semua rasa penat.

    Pagi menjelang siang, dirimu nan jauh menggerakkan diriku yang terkapar rindu. Lintas alam, jarak dan waktu tak mempengaruhi sudut kepercayaanmu. Aku berharap begitu.

    Hingga sore yang kian menguning., dirimu dengan pekerjaan berbenah rutinmu, selalu begitu.

    Akankah malam kita bisa bertegur sapa layaknya orang yang sudah lama tak berjumpa. Tapi sudahlah., temanmu atau temanku tampak lebih nyata dihadapan mata dan raga kita masing-masing. Aku yakinkan itu.

    ,...............

    Setelah apa yang ku senandungkan dalam rangkaian kata berujung kalimat.

    Cinta kita kelak kan merapat???

    Tanyaku dalam khidmat.

    Perubahan drastis yang nantinya dirimu dan diriku jalani, tak setaktis dan manis seperti kisah legenda di negeri peri.

    Pada suatu saat nanti, dirimu terbangun dan membangunkan diriku. Memulai hari yang kosong untuk diisi. Dari pagi sampai aku kembali, tiada kesibukan buat dirimu berarti. Atau sekedar menjalankan hobi, bercerita basi dengan temanmu nanti, mencoba beberapa aktivitas kegilaan yang kiranya belum sempat kau jalani dimasa mudamu, ini.

    Tak bisa kubayangkan., dirimu sendiri. Setiap hari begitu saja kau jalani. Menungguku pulang dengan muka letih dan badan yang kian ringkih.

    Apakah semua ini rela dan pantas untuk kau pilih? Hai, pujaan hati.

    .................

    Sebelum diri dan hatimu membatu., nikmatilah masa mudamu. Ingat aku, yang tak seberapa ini kelak akan hidup bersamamu, seumur hidupmu. Aku mencoba untuk tidak melarangmu, biarkan saja jiwamu terisi penuh, dengan kegembiraan bersama dengan teman dan kerjaan mu.

    Hingga saatnya nanti kau siap untuk memilih.

    Buatmu, kekasih hati.

    Dari diriku, yang lebih dan kurangnya seperti ini kau ketahui.

    Tuesday, 2 June 2015

    Bahagia masa kecil

    02 Juni 2015

    Hari libur tanggung yg kek gini, yg buat anak rantau jadi suntuk. Sabtu minggu libur, senin masuk, terus selasa tanggal merah dan itu pastinya libur.

    Mau pulang karena rindu tapi apadaya ongkos tak mampu dan tak cukup banyak waktu ., huhu.

    Stok film sudah berlalu, tempat liburan wisata sudah jenuh, tiduran di kost badan jadi lesu. Kimbek., ahahaha

    Jadinya ke hy"#rmart siantar, rencana mau beli mobil mainan hot wheels lumayan buat di koleksi. Pas lagi liat mobilan ada model terbaru, disana juga ada bapak usia 30-40 tahun lagi borong mobilan, tangannya ampe penuh. Busyeet nih bapak, pastinya bapak sayang ama anak.

    B : Bapak
    G : gw

    Percakapan......
    B : Koleksi juga mobil hot wheels?
    G : Hmm, lumayan lah pak, cari yang suka aja.
    B : Iya, ini model terbaru semua, baru turun dari box nya hari ini.
    G : Banyak bener belinya pak? Buat anak nya?
    B : Gak lah, mobilan ini buat saya sendiri, bukan buat anak saya. Udah banyak koleksi dirumah.

    Ckckckck., salut. Anaknya malah gak dibeliin mainan. Ahaha,

    Jadi kepikiran, apa di masa depan nanti gw jadi kek bapak itu juga. Beli mainan terus berimajinasi dengan semua daya pikiran. Lebih fantastis lagi kalo bisa mainan bareng anak. Ahahaha.,

    Generasi 90'an menurut gw, waktu kecilnya emang kepengen banget main ama mainan idaman favoritnya, cuman belum ada duit dari orang tuanya untuk beli. Nah, pas udah gede, mampu secara ekonomi, disalurin tuh semua keinginan masa kecilnya.

    Bahagia emang sederhana, sesederhana kembali ke masa kita kecil penuh dengan senyum riang gembira tanpa memikirkan masalah kehidupan yang kian rumit dan kompleks. Masalah sebatas PR matematika, atau gak boleh pulang lewat dari maghrib, gitu aja keknya.

    Yah, akhirnya. Selamat bergembira hidup ini sementara., nikmatilah sewajarnya :)

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...